Bersih-bersih

May 28, 2014

Imagefoto di atas hanya ilustrasi

Bersih-bersih…

Ini mungkin yang mesti gue lakuin ngelihat blog kuna yang dibikin sejak bulan April 2010 dan hanya berisi 3 post.

iya, gue nggak punya waktu males.

insyaAllah mulai bulan ini, minimal 1 bulan 1 post.

Semangat Semangat!

Tata Cara naek Taksi Buat Pemula (Part 1)

February 10, 2011

Siapa yang ngga kenal Taksi? Yak, taksi adalah transportasi masa kini saat kita ingin berpindah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa bingung dengan trayek atau jalur angkot. Taksi menawarkan kenyamanan, ketenangan, private, dan yang paling penting cepat karena tidak seperti angkutan umum lainnya (angkot dan bis kota) yang akan ngetem maupun berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Tapi, selain keuntungan di atas, taksi juga mempunyai kerugian yaitu tarifnya yang mahal daripada angkot dan bis kota.

Pada suatu hari, ada seorang teman saya yang mengeluhkan tentang mahalnya tarif taksi. Dia belum pernah naek taksi sebelumnya. Dia berpendapat jaman seperti ini kok bisa-bisanya ada angkutan yang tarifnya lebih mahal dari trayek Kereta Api Kaligung Ekonomi Tegal-Semarang. Maklum, teman saya itu kagak pernah naek kendaraan selain nebeng, angkot, bis kota, dan kereta kaligung ekonomi. Saya lalu berpikir, masalah ini bukan hanya dialami oleh teman saya tersebut, tapi juga oleh semua orang yang belum pernah naek taksi. Karena memenuhi tuntutan itu, maka berikut ini saya, Muhammad Ardhi Maulana kemukakan hal-hal apa aja yang perlu kita persiapkan kalo mau naek taksi bagi para pemula. Monggo….

1.      Cara menyetop taksi

Hal pertama yang harus kita tahu dalam tata cara memakai jasa angkutan taksi adalah cara menyetop taksi. Cara menyetop taksi mudah saja. Saya yakin hampir semua pembaca notes ini tau cara menyetop taksi. Cara yang sama dengan cara menyetop angkot, metromini, becak sampai odong-odong: Yap, dengan cara menjulurkan tangan.

Sampai saat ini saya sudah hitung sekurang-kurangnya ada 23 cara menyetop taksi. Mulai dari dengan 5 jari, menjulurkan jempol, memegangi kepala sampai tengkurap di jalanan (cara yang terpaksa digunakan bila tidak ada taksi yang mau berhenti). Kalau mau tahu cara-cara yang lain, silahkan beli buku karangan adek saya, Rio Bastian tentang 1001 Masalah Yang Anda Temui Di Jalanan. Maaf, yang terakhir bercanda.

2.      Tahu alamat yang dituju

Hal kedua yang perlu kita persiapkan yaitu alamat yang akan kita tuju. Kalau pembaca sekalian ngga tau alamat yang akan di tuju, tentu saja itu akan merepotkan anda sendiri, sopir taksi, para polisi, sampe tukang becak dan tukang parkir.  Lho, tukang parkir ama tukang becak kok ikutan repot? Ya itu karena kita bakal bertanya sama mereka kalo kita ngga tahu alamatnya.

Contoh yang gampang saat kita mau ke tempat temen naek taksi tapi ngga tahu alamat yang dituju:

“Pak, jalan Pak”

“Kemana mas?”

“Ke rumah temen saya Pak, Andri”

“Alamatnya di mana mas?”

“Wah saya ngga tahu Pak. Masa Bapak sopir ngga tahu? Andri temen sekolah saya tu lho pak yang rangking 1 di kelas. Payah Pak sopir. Turunin sini aja dah Pak saya mau naek taksi yang laen”

“…..”

Nah, kalo kaya gitu repot semua kan?

3.      Tahu daerah yang akan dilewati

Hal yang ketiga yaitu tahu daerah-daerah mana saja yang akan kita lewati. OK ini masalah yang sangat klasik. Ketidaktahuan kita tentang daerah yang akan kita lewati sangat beresiko bahkan cenderung berbahaya bagi penumpang tunggal apalagi penumpang tunggal yang berjenis kelamin wanita. Hal ini bisa dimanfaatkan para sopir taksi yang cerdik (baca: licik) ataupun sopir yang jahat. Bingung? Saya juga. Berikut penjelasannya:

a.       Sopir yang cerdik: Sopir dengan tipe ini bisa memanfaatkan ketidaktahuan kita tentang daerah ataupun jalan dengan cara lewat jalan memutar. Anda pernah mengalaminya? Yap, selamat. Anda beruntung. Anda terpaksa membayar lebih buat argo taksinya.

Sebagai contoh: Kita menumpang taksi dari Stasiun Poncol Semarang menuju Tembalang. Kita semua tahu jalur yang paling sering dan mudah dilewati adalah Tugu Muda, RS Karyadi, trus naek ke atas sampai Kaliwiru, Ngesrep dan sampailah di Tembalang. Ternyata jalur yang digunakan melewati Karangayu lalu lewat Kalibanteng. Tentu saja ini pembodohan penumpang. Ini mau ke Tembalang atau mau ke Kendal?

Kalau kita sadar jalan yang kita lewati salah ataupun memutar, segeralah tegur sang sopir dengan pandangan memalas. Niscaya beliau akan memutarkan kembali taksinya. Itu kalo sopirnya ngga nyolot lho ya.

Kita masih beruntung kalau taksi yang kita tumpangi bersopirkan sopir yang kayak gini. Dia cuma cerdik tapi tidak jahat. Berbeda dengan sopir yang akan saya bahas di poin yang kedua.

b.      Sopir yang jahat: Sopir yang jahat sangat menggemaskan, mencemaskan, dan membahayakan. OK, yang menggemaskan tidak ikut. Bagaimana berbahayanya sopir yang kategori kedua ini Ar? Begini.

Sopir              : “Kemana Neng?”

Penumpang    : “Ke Tembalang Pak.” (Ke Tembalang terus ya, hehehehe)

Sopir              : “OK Neng”

Setelah 5 menit perjalanan,

Penumpang    : “Lho Pak, ko lewat Karangrejo?” (Bagi pembaca yang belum tahu, Karangrejo adalah salah satu jalan menuju Stadion Jatidiri – Stadion markas PSIS)”

Sopir              : “Lewat sini bisa ko Neng”

Penumpang    : “Masa sih pak”

Sopir              : “Iya Neng, percaya deh…”

Penumpang    : “OK deh Pak”

Bila penumpang sekalian bertemu sopir yang model seperti ini, maka bersiap-siaplah menghadapi apa yang kita ketahui bersama: kriminalitas. Biasanya di tempat yang sepi telah tersedia eh maf telah berkumpul kroni-kroni pak sopir. Bagaimana kriminalitasnya? Macam-macam. Mulai dari perampokan sandal, dompet, telepon seluler, penculikan bahkan bisa sampai pemerkosaan. Yap, kali ini saya serius. Berhati-hatilah. Seperti kata Bang Napi di salah satu acara televise swasta: “Kejahatan bukan hanya berasal dari niat pelakunya, tapi juga dari kesempatan. Waspadalah. Waspadalah.”

Liat aja bang napi bilang waspadalah saja sampai 2 kali.

Trus bagaimana cara mengatasi masalah ini Ar? Ya usahakan kita naek taksi beramai-ramai. Lha kalo sendiri? Naik taksi sambil menelepon. Usahakan suara sekencang mungkin. Ini akan mengurangi keberanian sopir untuk melaksanakan rencana jahatnya.

Tambahkan saja ucapan (kalo penumpang cewek): “eh tau ngga, sopirnya ganteng lho bo…” Niscaya sopir jahat tadi jadi ngga tega buat melaksanakan rencananya.

Lha gimana kalo penumpang ngga punya pulsa buat menelepon atau malah ngga punya HP?

OK satu-satu saya bahas. Kalo ngga punya pulsa, nelpon kita pura-pura aja. Hehehehe…. Ini bisa dilakukan asalkan anda mempunyai bakat untuk berakting senormal dan sealami mungkin dalam hal ngobrol sendiri alias monopoli eh maaf monolog.

Yang kedua kalo ngga punya HP. Ngga mungkin bangetlah ngga punya HP naeknya taksi. Kalian pikir saya bodoh apa?

OK OK begini. Kita pura-pura menelepon dengan menggunakan jari jempol dan kelingking. Atau kalo ngga bisa, kita buka jendela sambil nyanyiin lagu Indonesia Raya sekenceng-kencengnya. Dijamin anda aman. Namun kemungkinan untuk dilarikan ke RSJ tetap ada.

(Bersambung) #masih ade kelanjutannya

Tolong kritik dan sarannya